Jumat, 10 April 2009

Jumlah air hujan

To Count the rain

Menghitung Air Hujan

Hujan adalah hal yang seringkali kita alami bersama. Ia tidak asing bagi kita. Meski seringkali mengetahui dan menyaksikan, akan tetapi ada fakta tentangnya yang kita tidak sempat berfikir lebih jauh tentang fakta dimaksud.

Jika dalam wilayah seluas 1Km2 diguyur hujan dengan intensitas/curah sebesar 20mm maka jumlah air yang membasahi wilayah tersebut adalah 1000m X 1000m X 0.02m = 20.000 m3. Jumlah ini merupakan hasil perhitungan air hujan dalam sekali turun dalam wilayah seluas 1 Km2. Jika wilayah yang digujur hujan semakin luas, apalagi dengan intensitas curah yang makin tinggi, maka akan semakin besar pula jumlah air yang turun dari langit.

Secara sederhana siklus air hujan dapat dinyatakan dengan terjadinya penguapan air laut dan air tanah lainnya oleh sinar matahari, kemudian berkumpulnya uap air dimaksud menjadi awan dan kemudian turun kembali ke bumi. Akan tetapi mengamati hujan sesungguhnya menunjukkan fenomena yang sangat mentakjubkan.

Jika, misalnya, wilayah Jawa Timur yang luasnya 47.921.Km2 mengalami hujan merata dengan intensitas sebagaimana di atas jumlah air yang tercurah adalah: 47.921 X 20.000 m3 = 958.420.000 m3 (sembilan ratus lima puluh delapan juta empat ratus dua puluh ribu meter kubik). Jika dikonversikan menjadi ukuran berat, jumlah di atas setara dengan 958.420.000 ton air.

Jika saja jumlah air sebagaimana di atas harus diangkut dengan mobil tangki berkapasitas 25.000 liter, maka diperlukan mobil sejumlah 38.336.800 buah. Jumlah ini barulah satu kali hujan yang mengguyur Propinsi Jawa Timur secara merata. Jika hujan terjadi lebih dari sekali, dan atau wilayah yang diguyur lebih luas lagi maka jumlahnya akan semakin besar pula.

Jika kita menggunakan sudut pandang produksi, terjadinya hujan memerlukan energi yang amat besar sekali. Distribusi air yang demikian besar ini jika harus dikerjakan oleh manusia, maka rantai pekerjaan tersebut membutuhkan puluhan juta tenaga kerja, sarana dan peralatan kerja yang amat sangat mahal. Manusia tentu terlalu miskin untuk mampu mendanai proses siklus air secara kontinyu sepanjang tahun.

Hal lainnya, sehubungan dengan proses siklus air hujan, permukaan bumi, dan alam secara keseluruhan, dapat dikatakan sebagai kawasan industri raksasa. Kawasan industri terpadu dan terjadi proses saling dukung bagi kelangsungan kehidupan.

Maka jika Allah menetapkan keputusan bahwa partikel air akan merenggang jika terkena panas dan memiliki massa jenis yang lebih kecil dari udara, kemudian Allah juga menetapkan bahwa lapisan tertentu atmosfer menghalangi pergerakan uap air ke tempat yang lebih tinggi, dan juga Allah menetapkan poros bumi bukan tegak lurus terhadap matahari, sesungguhnya yang demikian ini merupakan salah satu wujud Keagungan Allah Yang Maha Pemurah dan Maha Suci.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

b

Pengikut

Mengenai Saya

Mojokerto, Jawa Timur, Indonesia