- Shoby ( kanak-kanak )
- Mumayyiz ( mulai memiliki pengetahuan )
- Murohiq ( mulai memiliki kemandirian ) dan
- Aqil Baligh ( Dewasa dan memiliki tanggung jawab )
Jika dikaji lebih mendalam, apa yang ulama fiqh sampaikan dalam bahasan-bahasan fiqhiyah tentang kategori usia di atas, sesungguhnya aspek psikologi (termasuk psikologi perkembangan) tercermin serta terwakili di dalamnya.
Jika fiqh hanya dilihat dari sisi ibadah mahdlah, maka kategori usia di atas akan memiliki dimensi psikologi yang sempit. Akan tetapi jika fiqh dilihat dari sisi ibadah dan mu'amalah (ibadah secara lebih luas) maka kategori usia sebagaimana di atas memiliki kaitan yang lebih luas serta mendasar dengan permasalahan kurikulum pendidikan.
Secara lebih riil tulisan ini ingin menyampaikan, jika kita mendalami pemahaman kategori usia plus parameter/tuntutan kemampuan sebagaimana yang para ulama fiqh sampaikan, sesungguhnya kita telah dapat mendesain sebuah dasar kurikulum pendidikan.
Tulisan ini memang baru sebuah pemikiran awal. Akan tetapi pendidikan model pesantren yang tentu saja kental dengan masalah fiqhiyah merupakan sebuah model pendidikan yang telah dapat "dirasakan" hasilnya. "Kemapanan pribadi" alumnus pesantren secara rata-rata melebihi kemapanan lulusan lainnya. Setidaknya ini terjadi pada dekade - dekade yang lalu.
Penurunan kualitas "kemapanan pribadi" lulusan pesantren pada masa akhir - akhir ini penulis simpulkan sebagai akibat perilaku latah pesantren untuk secara mudah dan tanpa persiapan memadai dalammengadopsi kurikulum pendidikan non pesantren. Pesantren secara tidak sadar terlena dengan promosi kurikulum non pesantren serta hal-hal lain yang merugikan.
Tulisan ini bukanlah ajakan untuk bersikap kolot terhadap perkembangan zaman. Akan tetapi apa yang para salafus sholih sampaikan agar kita senantiasa berpegang pada prinsip Al Muhaafadzoh alal Qodiimis Shoolih wal Akhdzu bil jadiidil Aslah haruslah dapat kita pegang dan maknai dengan benar.
Ada beberapa poin mendasar tentang tulisan di atas.
- Memelihara kesalehan para pendahulu ( Ulama') adalah hal yang mutlak harus dilakukan oleh Pesantren untuk memelihara sebuah pengabdian dalam mengemban amanah kekhalifahan. Kesalehan para pendahulu merupakan standar baku sebuah pengabdian. Pengabaian atasnya mengakibatkan pemerosotan kualitas manusia sebagai sebaik-baik penciptaan.
- Pengetahuan yang dimiliki oleh para Ulama memiliki nilai lebih dibanding pengetahuan yang dihasilkan bukan olehnya. Ulama adalah pribadi yang sangat dekat dengan Tuhan Yang Maha Mencipta dan Memelihara. Pengetahuan mereka tentu bukan hanya sekadar hasil olah logika, akan tetapi ada unsur bimbingan ilahiyah di dalamnya. Dan karenanya sudut pandang pengabdian serta maslahat tidak pernah terlepas dari dalamnya.
- Penghargaan atas ulama sebagai pewaris para nabi haruslah dimotori pesantren. Jika pesantren meninggalkan para Ulama, maka parameter apa yang dipergunakan untuk menetapkan predikat santri bagi peserta didik yang menuntut pendidikan di lingkungan pesantren?
- Karena Islam adalah kaaffah, maka hukum Islam adalah Kaaffah pula. Maka aspek beban fiqhiyah tentu memiliki kaitan erat dengan standar kompetensi yang harus dimiliki manusia berdasar kategori usia. Mempelajari fiqh para ulama secara mendalam dan menjadikannya salah satu dasar serta spirit sebuah desain kurikulum tentu akan memunculkan nilai lebih yang mampu mengangkat kualitas pendidikan di negeri ini yang sedang mengalami keterpurukan.
- Pesantren, yang bahkan mencantumkan kata Salafi bagi label nya, apakah telah benar-benar berjalan dalam koridor salafus sholih dan perjalanan kesehariannya? Kejujuran dan semangat khidmat yang tinggi akan mampu menjawab ini dengan pas.
Tantangan bagi kita bersama yang melabeli diri dengan predikat santri. Lebih-lebih label Kiyai.
( Ini hanyalah subuah upaya mengembangkan pemikiran, andai sebuah pemikiran lain berhadapan dengan apa yang aku sampaikan itu adalah hal yang biasa dan merupakan sebuah rahmat bagiku. Pengabdian pada-Nya, itulah tujuan utama bersama. Saling menghargai adalah kewajiban asasi. Salam hormat bagi semua pengunjung blog kami)
Usai Pengajian pagi.
Suasana lain lingkungan pondok yang rindang dan jauh
Trima kasih
BalasHapusartikel yang tersaji menyejukkan hati
foto tepampang mengingatkan kembali dulu aku pernah di sini, di pesantren ini aku mengaji, semoga para alumni walaupun sudah berpencar entah dimana masih tetap mau mengaji lewat situs ini. kami berharap ada penambahan terus. hadits atau ayat al-qur'an yang di buat dasar harap ditulis dengan huruf arab agar tidak kehilangan ciri khasnya pesantren.
salam buat seluruh alumni dimanapun saudara berada. mari kita ikuti perkembangan pesantren kita lewat situs ini dan sampaikan informasi-informasi penting, mari saling memberi dan menerima.
dari aku cak Qodim Arek Garung Dawar Mojokerto sekarang aku di Suroboyo
Jln Tempurejo Gg 8